Fungsi Sosiologi dalam Mengenal Gejala Sosial di Masyarakat - Sosiologi - Kelas X
FUNGSI SOSIOLOGI DALAM MENGENALI GEJALA SOSIAL DI MASYARAKAT
A. Pengertian Sosiologi
Sosiologi berasal dari kata socius, yang berarti teman, serta logos yang berarti ilmu pengetahuan. Jadi, sosiologi ialah ilmu yang mempelajari kemasyarakatan. Objek utama sosiologi yaitu masyarakat. Istilah sosiologi pertama kali digunakan Auguste Comte untuk mempelajari keadaan masyarakat Eropa pada saat itu. Sosiologi sebagai ilmu mulai dikenal sejak abad ke-19 dengan melepaskan diri dari filsafat.Ada beberapa tokoh yang mengungkapkan definisi sosiologi, adapun penjelasannya sebagai berikut:
- 1. Auguste Comte: Sosiologi adalah ilmu yang memepelajari manusia sebagai makhluk yang mempunyai naluri untuk senantiasa hidup bersama. Sosiologi sebagai ilmu sosial mempelajari segala aspek kehidupan bersama yang terwujud dalam asosiasi-asosiasi, lembaga-lembaga, maupun peradaban.
- 2. Emile Durkheim: Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari fakta-fakta sosial, yakni fakta mengenai cara bertindak, berpikir, berperasaan yang berada di luar individu dan fakta-fakta tersebut memiliki kekuatan untuk mengendalikan individu.
- 3. Max Weber: Sosiologi adalah ilmu yang berupaya memahami tindakan-tindakan sosial
- 4. Soejono Soekanto: Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan perhatian pada sendi-sendi kemasyarakatan yang bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum kehidupan masyarakat.
B. Sejarah Perkembangan Sosiologi
Berikut akan kita pelajari beberapa tokoh yang menjadi perintis lahirnya ilmu sosiologi, dimulai dari Auguste Comte:
- 1. Auguste Comte (1798–1857)
Istilah ‘sosiologi’ pertama kali diciptakan pada tahun 1839 oleh Auguste Comte, seorang ahli filsafat kebangsaan Prancis. Para ahli sepakat untuk menyebutnya sebagai ‘Bapak Sosiologi’.
Beberapa sumbangan pentingnya antara lain sebagai berikut:
- a. Ia mengatakan bahwa ilmu sosiologi harus didasarkan pada pengamatan, perbandingan, eksperimen, dan metode historis secara sistematik. Objek yang dikajipun harus berupa fakta, bukan harapan atau prediksi. Jadi, harus objektif dan harus pula bermanfaat, serta bukan mengarah kepada kepastian dan kecermatan.
- b. Ia menyumbangkan pemikiran yang mendorong perkembangan sosiologi dalam bukunya Cours de Philosophie Positive, yang dikenal dengan hukum kemajuan manusia atau hukum tiga jenjang.
Dalam menjelaskan gejala alam dan gejala sosial, manusia akan melewati tiga jenjang berikut ini:
- 1) Jenjang teologi, bahwa segala sesuatu dijelaskan dengan mengacu pada hal-hal yang bersifat adikodrati.
- 2) Jenjang metafisika, bahwa manusia memahami sesuatu dengan mengacu kepada kekuatan- kekuatan metafisik atau hal-hal yang bersifat abstrak.
- 3) Jenjang positif, bahwa gejala alam dan sosial dijelaskan dengan mengacu pada deskripsi ilmiah (jenjang ilmiah).
- 2. Karl Marx (1818–1833)
Latar belakang pemikirannya adalah adanya eksploitasi besar-besaran yang dilakukan oleh para pengusaha atau pemilik modal (kaum kapitalis atau yang dikenal juga dengan kaum borjuis) terhadap kaum buruh (yang disebut juga dengan kaum proletar). Para buruh bekerja dengan jam kerja yang ditetapkan oleh para pengusaha dengan seenak hati mereka. Bukan hanya itu, upah yang diberikan juga begitu rendah, tidak sebanding dengan pekerjaannya. Menurut Marx, kaum kapitalis atau pengusaha adalah lintah darat yang hidup dari keringat para buruh. Dengan kata lain, ada ketidakadilan yang sangat besar dalam masyarakat. Ada kelompok yang menguasai sarana-sarana produksi yaitu para kapitalis, dan ada kelompok yang sama sekali tidak memiliki sarana produksi, sehingga sepenuhnya menggantungkan hidup pada para kapitalis. Kelompok ini disebut dengan kaum buruh. Marx mengatakan bahwa sejarah masyarakat manusia adalah sejarah perjuangan kelas, yang melahirkan kelompok borjuis dan kelompok proletar. Sadar akan posisinya di masyarakat, yaitu sebagai kelompok yang dieksploitasi, maka kaum proletar bersatu dan memberontak melawan kaum borjuis. Konflik antarkelas inilah yang melahirkan perubahan dalam masyarakat. Menurut Marx, suatu saat kaum proletar akan memenangkan perjuangan kelas ini yang kemudian akan melahirkan masyarakat tanpa kelas.
- 3. Herbert Spencer (1820–1903)
Herbert Spencer adalah orang Inggris yang menguraikan materi sosiologi secara rinci dan sistematis. Menurut Spencer, objek sosiologi yang pokok adalah keluarga, politik, agama, pengendalian sosial, dan industri. Termasuk pula asosiasi, masyarakat setempat, pembagian kerja, pelapisan sosial, sosiologi pengetahuan dan ilmu pengetahuan, serta penelitian terhadap kesenian dan keindahan. Pada tahun 1876 Spencer mengetengahkan sebuah teori tentang ‘evolusi sosial’, yang hingga kini masih dianut,walaupun di sana-sini ada perubahan.
Ia menerapkan secara analog Teori Darwin mengenai ‘Teori Evolusi’ terhadap masyarakat manusia. Ia yakin bahwa masyarakat mengalami evolusi dari masyarakat primitif ke masyarakat industri.
Spencer juga mengembangkan gagasan tentang sistem interaksi sosial, khususnya pada masyarakat Inggris. Ia juga beranggapan bahwa keadaan masyarakat akan berubah menuju ke situasi yang lebih aman dan tertib. Hal ini terjadi karena di masyarakat sudah mulai terjadi sistem pembagian kerja secara teratur. Berbagai penanganan pekerjaan di masyarakat mulai ditangani oleh orang-orang yang memang ahli (profesional). Hubungan antarberbagai pekerjaan juga terjalin dengan sangat kompak.
Herbert Spencer juga mengembangkan suatu sistematika penelitian masyarakat dalam bukunya yang berjudul Principles of Sociology. Melalui buku ini istilah sosiologi menjadi lebih populer. Berkat jasa Spencer, sosiologi berkembang pesat pada abad ke-20, terutama di negara Prancis, Jerman, dan Amerika Serikat, hingga sekarang sudah menyebar ke segala penjuru dunia.
- 4. Emile Durkheim (1858–1927)
Bagi Durkheim, fenomena sosial yang tumbuh berserakan dalam kehidupan masyarakat ini adalah nyata. Oleh karena itu, gejala-gejala sosial yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat sesungguhnya dapat dikaji dengan metode-metode empiris, dan bukan secara filosofis. Pada prinsipnya Durkheim menolak penjelasan ilmiah tentang tindakan (juga mengenai institusi sosial) yang hanya mendasarkan analisis pada karakteristik individu, seperti insting, kemauan, imitasi, dan kepentingan pribadi. Penjelasan semacam itu menurut Durkheim hanyalah merupakan akibat dari kumpulan sifat dan tindakan individu.
Menurut Durkheim, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari fakta sosial. Fakta sosial adalah setiap cara bertindak yang telah baku ataupun tidak, yang dapat melakukan pemaksaan terhadap individu. Fakta sosial bersifat umum, dalam arti tersebar merata dan menjadi milik kolektif, bukan sekadar hasil penjumlahan beberapa fakta individu. Contohnya hukum, adat istiadat, dan cara berpakaian.
Dalam mengkaji masyarakat, Durkheim lebih menekankan pada kesadaran kolektif (collective consciousness) sebagai dasar dari suatu keteraturan sosial atau lebih menekankan pada kerja sama yang mencerminkan konsensus moral sebagai proses sosial yang paling mendasar.
- 5. Max Weber (1864–1920)
Max Weber berpendapat bahwa sebagai ilmu, sosiologi berusaha memberikan pengertian tentang aksi-aksi sosial. Sosiologi membantu mempelajari dan memahami perilaku manusia dan sekaligus menelaah sebab-sebab terjadinya interaksi sosial. Karya Weber tentang perkembangan sosiologi misalnya analisis tentang wewenang, birokrasi, sosiologi agama, organisasi-organisasi ekonomi, dan sebagainya. Weber berpendapat bahwa metode-metode yang digunakan dalam ilmu-ilmu alam tidak dapat diterapkan begitu saja pada masalah-masalah yang dikaji dalam ilmu-ilmu sosial. Menurut dia, karena para ilmuwan sosial mempelajari dunia sosial di mana mereka hidup, tentu ada hal-hal yang subjektif dalam penelitian mereka. Oleh karena itu, sosiologi seharusnya ‘bebas nilai’ (value free), tidak boleh terdapat bias yang memengaruhi penelitian dan hasil-hasilnya. Ia menyebutkan bahwa sosiologi adalah ilmu yang berupaya memahami tindakan sosial.
Objek Kajian Sosiologi
Objek kajian sosiologi sebagaimana kedudukannya sebagai ilmu sosial adalah masyarakat dilihat dari sudut hubungan antarmanusia dan proses yang timbul dari hubungan manusia tersebut dalam masyarakat. Dengan demikian, sosiologi pada dasarnya mempelajari masyarakat dan perilaku sosial manusia dengan meneliti kelompok yang dibangunnya.
Dengan kata lain yang menjadi kajian sosiologi adalah sebagai berikut:
- 1. Hubungan timbal balik antara manusia dengan manusia lainnya.
- 2. Hubungan antara individu dengan kelompok.
- 3. Hubungan antara kelompok satu dengan kelompok lain. 4. Sifat-sifat dari kelompok-kelompok sosial yang bermacam-macam coraknya.
Meyer F. Nimkoff menyebutkan bahwa lapangan studi sosiologi ada tujuh objek besar, yaitu sebagai berikut:
- 1. Faktor-faktor dalam kehidupan manusia.
- 2. Kebudayaan.
- 3. Human nature (sifat hakiki manusia).
- 4. Perilaku kolektif.
- 5. Persekutuan hidup.
- 6. Lembaga-lembaga sosial (lembaga perkawinan, pemerintah, keagamaan, dan lainnya).
- 7. Social change (perubahan sosial).
Ruang lingkup sosiologi mencakup pengetahuan dasar pengkajian kemasyarakatan yang meliputi:
- 1. Kedudukan dan peran sosial individu dalam keluarga, kelompok sosial, dan masyarakat.
- 2. Nilai-nilai dan norma-norma sosial yang mendasari atau memengaruhi sikap dan perilaku anggota masyarakat dalam melakukan hubungan sosial.
- 3. Masyarakat dan kebudayaan daerah sebagai submasyarakat serta kebudayaan nasional Indo nesia.
- 4. Perubahan sosial budaya yang terus-menerus berlangsung yang disebabkan oleh faktor-faktor internal maupun eksternal.
- 5. Masalah-masalah sosial budaya yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari.
C. Ciri-Ciri Sosiologi
Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan, mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
- a. Empiris: didasarkan observasi sehingga hasilnya tidak spekulatif
- b. Teoritis: disusun menjadi abstraksi dari observasi
- c. Kumulatif: selalu disempurnakan, sehingga memperkuat teori yang sudah ada d. Non etis : tidak melihat baik atau buruknya fakta
D. Objek kajian sosiologi
Pada dasarnya, sosiologi mengkaji mengenai kehidupan bermasyarakat, adapun kajian tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Hubungan timbal balik antara manusia dengan manusia lainnya
b. Hubungan antara individu dan kelompok
c. Hubungan antara kelompok satu dengan kelompok lain
d. Sifat-sifat dari kelompok-kelompok sosial yang bermacam-macam coraknya
E. Konsep-Konsep tentang Realitas Sosial Budaya
- 1. Kesenjangan sosial
- 2. Kesenjangan kebudayaan
- 3. Modernisasi dan globalisasi
- 4. Kebodohan
- 5. Kemiskinan
F. Cabang-cabang Sosiologi
Sosiologi yang berkembang dalam masyarakat memiliki beberapa cabang yang disesuaikan dengan bidang keilmuannya
.
Berikut cabang-cabang sosiologi:
- 1. Sosiologi Pendidikan
- 2. Sosiologi Agama
- 3. Sosiologi Hukum
- 4. Sosiologi Keluarga
- 5. Sosiologi Industri
- 6. Sosiologi Pembangunan
- 7. Sosiologi Politik
- 8. Sosiologi Pedesaan
- 9. Sosiologi Perkotaan
- 10. Sosiologi Kesehatan Sosiologi berhubungan dengan beberapa ilmu:
seperti:
- 1. Antropologi, mengenai masyarakat dan kebudayaan
- 2. Sejarah, mengenai sejarah serta perkembangan sosial masyarakat
- 3. Ilmu politik, mengenai sosial ketika berhadapan di dunia politik
- 4. Ekonomi, mengenai upaya pemenuhan kebutuhan yang tidak terbatas, serta alat pemuas kebutuhan yang terbatas, serta interaksi yang terjadi.
G. Kegunaan Sosiologi
Sosiologi berguna untuk:
1. Perencanaan sosial
2. Penelitian
- a. Pemahaman mengenai simbol kata-kata, kode
- b. Pemahaman mengenai pola tingkah laku manusia dalam masyarakat
- c. Kemempuan mempertimbangkan berbagai fenomena yang timbul secara objektif
- d. Kemampuan melihat kecenderungan arah perubahan pola tingkah laku anggota masyarakat atas sebab-sebab tertentu
- e. Kehati-hatian menjaga pikiran yang rasional
3. Pembangunan
- a. Perencanaan
- b. Pelaksanaan
- c. Evaluasi
4. Pemecahan masalah sosial
- a. Masalah kemiskinan, contoh : pengemis, pengangguran
- b. Masalah psikologi, contoh : stres, gila, bunuh diri
- c. Masalah biologi, contoh : penyakit ebola, mutasi genetik
- d. Masalah kebudayaan, contoh : kenakalan remaja, perceraian
0 Response to "Fungsi Sosiologi dalam Mengenal Gejala Sosial di Masyarakat - Sosiologi - Kelas X"
Post a Comment