google-site-verification=0--nXkdUfv04a14U_ytjrROEBRhA9W68V6xxNv-O01U Integrasi dan Reintegrasi Sosial Sebagai Upaya Pemecahan Masalah, Konflik, dan Kekerasan - Sosiologi - Kelas XI - Sosiologi SMA dan SMK

Kami siap menghantarkan adik-adik camaba masuk Perguruan Tinggi Negeri dan Sekolah Kedinasan pilihan mu.

Integrasi dan Reintegrasi Sosial Sebagai Upaya Pemecahan Masalah, Konflik, dan Kekerasan - Sosiologi - Kelas XI

INTEGRASI DAN REINTEGRASI SOSIAL SEBAGAI UPAYA PEMECAHAN MASALAH, KONFLIK DAN KEKERASAN 



A. Integrasi 

Kata "integrasi" berasal dari kata dalam bahasa Inggris "integration" yang berarti keseluruhan atau kesempurnaan. Maurice Duverger mendefinisikan integrasi sebagai dibangunnya interdependensi (kesaling ketergantungan) yang lebih rapat antara bagian-bagian dari organisme hidup atau antara anggota-anggota didalam masyarakat. Jadi, didalam integrasi terjadi penyatuan atau mempersatukan hubungan anggota-anggota masyarakat yang dianggap harmonis. 

Integrasi sangat penting, tetapi keanekaragaman juga membanggakan kita. Masyarakat yang beranekaragam (multikultural) memiliki beragam keinginan yang berbeda-beda sehingga sukar mempersatukan semua potensi yang dimiliki untuk mencapai hasil pembangunan yang maksimal. Oleh sebab itu, diperlukan upaya yang sungguh-sungguh untuk menyatukan perbedaan-perbedaan itu. 

1. Bentuk-bentuk Intgrasi Sosial 

  • a. Integrasi keluarga 
  • b. Integrasi kekerabatan 
  • c. Integrasi asosiasi (Perkumpulan) 
  • d. Integrasi Masyarakat. J.P Gillin dan J.L Gillin dalam bukunya Cultural Sosiology merumuskan masyarakat sebagai "the largest grouping in which common customs, traditions, attitudes and feeling of unity are operative". 
  • e. Integrasi Suku Bangsa. Suku bangsa adalah golongan sosial yang paling dibedakan dari golongan sosial lainnya karena mempunyai ciri-ciri yang paling mendasar dan umum berkaitan dengan asal- usul dan tempat asal serta kebudayaannya. 
  • f. Integritas Bangsa. Menurut Ernest Renan, bangsa (nation) terbentuk dari orang-orang yang mempunyai kesamaan latar belakang saja dan pengalaman sejarah, pengalaman, serta perjuangan yang sama dalam mencapai hasrat untuk bersatu (d'etre ensamble). Clifford Geertz menjelaskan bahwa bangsa adalah kumpulan orang dengan bahasa, darah, sejarah, dan tanah yang sama. 

2. Faktor-faktor Pendorong Integritas Sosial 

  • a. Pengorbanan 
  • b. Toleransi di dalam kelompok sosial 
  • c. Kesediaan untuk mencapai suatu konsensus 
  • d. mengidentifikasi akar persamaan di antara kultur-kultur etnis yang ada 
  • e. kemampuan segenap kelompok yang ada untuk berperan secara bersama sama dalam kehidupan budaya dan ekonomi 
  • f. Mengkomodasi timbulnya "Kebangkitan Etnis" 
  • g. Upaya yang kuat dalam melawan prasangka dan diskriminasi 
  • h. Menghilangkan pekotak-pengkotak kebudayaan 

3. Faktor-faktor yang mendukung integrasi sosial di Indonesia antara lain: 

  • a. Penggunaan bahasa Indonesia, Bahasa Indonesia telah menjadi bahsa pemersatu yang dipelajari, digunakan, dan bahkan dijadikan sebagai simbol kebangsaan warga negara Indonesia. 
  • b. Adanya semangat persatuan dan kesatuan dalam satu bangsa, satu bahasa, dan satu tanah air Indonesia, sehingga diharapkan tidak ada satu suku bangsa pun yang ingin memisahkan diri dari wilayah negara kesatuan Republik Indonesia. 
  • c. Adanya kepribadian dan pandangan hidup kebangsaan yang sama, yaitu Pancasila, yang sekaligus sebagai ideologi sosial politik bersama bangsa 
  • d. Adanya jiwa dan semangat gotong royong yang kuat serta rasa solidaritas dan toleransi keagamaan yang tinggi, sehingga mudah untuk mewujudkan kerukunan nasional dan kerukunan umat beragama. 
  • e. Adanya rasa senasib sepenanggungan akibat penjajahan yang diderita cukup lama oleh seluruh suku bangsa di Indonesia, Hal ini melahirkan perasaan senasib untuk merdeka serta bebas membangun dan mewujudkan jati diri bangsa Indonesia. 

B. Reintegrasi 

Reorganisasi atau reintegrasi adalah suatu proses pembentukan norma-norma dan nilai-nilai baru agar serasi dengan lembaga-lembaga kemasyarakatan yang telah mengalami perubahan. Reintegrasi atau reorganisasi dilaksanakan apabila norma-norma dan nilai-nilai tersebut telah melembaga (instituonalized) dalam diri warga masyarakat. Berhasil tidaknya proses pelembagaan tersebut mengikuti sebagai berikut. 

Proses pelembagaan = Efektifitas - Kekuatan menentang dari rakyat Kecepatan menanam 

Yang dimaksud dengan efektivitas menanam adalah hasil positif penggunaan tenaga manusia, alat, organisasi, dan metode di dalam menanamkan lembaga baru. Semakin besar kemampuan tenaga manusia, alat-alat yang dipakai dengan kebudayaan masyarakat, semakin besar pula hasil yang dapat dicapai oleh usaha penanaman lembaga baru itu. 

Akan tetapi, setiap usaha untuk menanamkan suatu unsur yang baru pasti akan mengalami reaksi dari beberapa golongan masyarakat yang merasa dirugikan. Kekuatan menentang masyarakat itu mempunyai pengaruh negatif terhadap kemungkinan berhasilnya proses pelembagaan. Dengan demikian, Jika efektivitas menanam kecil sedangkan kekuatan menentang masyarakat besar, maka kemungkinan suksenya proses pelembagaan menjadi kecil atau malahan menghilang sama sekali. Sebaliknya, apabila efektivitas menanam besar dan kekuatan menentang masyarakat kecil, maka jalannya proses pelembagaan menjadi lancar. 

Berdasarkan hubungan timbal balik antara kedua faktor yang berpengaruh positif dan negatif itu, orang dapat menambah kelancaran proses pelembagaan dengan memperbesar efektivitas menanam dan mengurangi kekuatan menentang masyarakat. Perlu pula diperhatikan bahwa penggunaan kekerasan untuk mengurangi kekuatan menentang masyarakat biasanya malah lebih memperbesar kekuatan tersebut.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Integrasi dan Reintegrasi Sosial Sebagai Upaya Pemecahan Masalah, Konflik, dan Kekerasan - Sosiologi - Kelas XI"

Post a Comment