google-site-verification=0--nXkdUfv04a14U_ytjrROEBRhA9W68V6xxNv-O01U Mobilitas Sosial - Sosiologi - Kelas XII - Sosiologi SMA dan SMK

Kami siap menghantarkan adik-adik camaba masuk Perguruan Tinggi Negeri dan Sekolah Kedinasan pilihan mu.

Mobilitas Sosial - Sosiologi - Kelas XII

 MOBILITAS 
SOSIAL


A. Pengertian Mobilitas Sosial

Mobilitas berasal dari bahasa latin, yaitu mobilis yang berarti mudah dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain. Dalam bahasa Indonesia dapat diartikan dengan “gerak” atau “perpindahan”. Menurut Kimball Young dan Raymond W. Mack, mobilitas sosial adalah suatu gerak dalam struktur sosial, yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial. 

Adapun menurut Robert M.Z. Lawang, mobilitas sosial adalah perpindahan posisi dari lapisan yang satu ke lapisan yang lain atau dari satu dimensi ke dimensi yang lainnya. Menurut Horton dan Hunt, mobilitas sosial dapat diartikan sebagai suatu gerak perpindahan dari suatu kelas sosial ke kelas sosial lainnya. 

B. Jenis-jenis Mobilitas Sosial

1. Mobilitas Vertikal 

Mobilitas vertikal adalah perpindahan posisi dari satu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang tidak sederajat. Oleh karena itu, jika tidak sederajat, akan dijumpai mobilitas vertikal. 

Terdapat beberapa bentuk mobilitas vertikal, yaitu sebagai berikut:

a. Mobilitas Vertikal Naik (Social Climbing) 
Mobilitas vertikal naik memiliki dua bentuk utama, yaitu sebagai berikut. 
  • 1) Masuknya individu-individu yang mempunyai kedudukan rendah ke dalam kedudukan lebih tinggi yang kedudukan itu telah tersedia, misalnya seorang staf diangkat menjadi manajer perusahaan. 
  • 2) pembentukan kelompok baru, yang kemudian ditempatkan pada derajat yang lebih tinggi dari kedudukan individu-individu pembentuk kelompok tersebut, misalnya melalui rapat anggota akhirnya dibentuklah dewan pengurus. 

b. Mobilitas Vertikal Turun (Social Sinking) 
Mobilitas vertikal turun juga memiliki dua bentuk utama, yaitu sebagai berikut. 
  • 1) Turunnya kedudukan individu dari kedudukan yang lebih tinggi ke kedudukan yang lebih rendah derajatnya, misalnya seorang direktur yang dipecat dari jabatannya. 
  • 2) Turunnya derajat kelompok individu-individu yang dapat berupa suatu disintegrasi dalam kelompok sebagai kesatuan, misalnya jatuhnya rezim Soeharto mengakibatkan kroni-kroninya ikut turun. . 

2. Mobilitas Horizontal 

Mobilitas horizontal adalah perpindahan posisi dari satu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat, contohnya sebagai berikut. 
  • a. Adam berganti kewarganegaraannya dari warga Negara Indonesia menjadi warga negara Amerika Serikat. 
  • b. Rosi pindah bekerja ke perusahaan lain yang ternyata memberikan gaji sama dengan pekerjaannya dulu. 

3. Mobilitas Intragenerasi 

Mobilitas intragenerasi merupakan mobilitas vertikal dalam generasi itu sendiri. Dengan lain perkataan, mobilitas intragenerasi terjadi dalam diri seseorang. 

Dalam tipe mobilitas intragenerasi terjadi pula mobilitas yang naik dan turun. Oleh karena itu, mobilitas tipe ini dapat terjadi dalam dua bentuk, yaitu sebagai berikut. 
  • a. Mobilitas intragenerasi naik, misalnya pangkat seseorang naik dari golongan IV A ke IV B. 
  • b. Mobilitas intragenerasi turun, misalnya pangkat seorang karyawan yang diturunkan karena ia melakukan kesalahan. 

4. Mobilitas Antargenerasi 

Mobilitas antar generasi merupakan mobilitas vertikal yang tidak terjadi dalam diri individu, tetapi terjadi dalam dua generasi, terjadi pula mobilitas yang naik dan turun sehingga mobilitas antargenerasi dapat terjadi dalam dua bentuk, yaitu sebagai berikut. 
  • a. Mobilitas antargenerasi naik, misalnya seorang anak menjadi seorang dokter sementara ayahnya dulu hanya seorang petani. 
  • b. Mobilitas antargenerasi turun, misalnya seorang anak menjadi karyawan biasa sementara ayahnya dahulu ialah seorang pengusaha yang memiliki banyak karyawan. 

C. Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Mobilitas Sosial

  • 1. Status Sosial 
  • 2. Keadaan Ekonomi 
  • 3. Situasi Politik 
  • 4. Jumlah Penduduk 
  • 5. Keinginan Melihat Daerah Lain 

D. Beberapa Prinsip Umum Mobilitas Vertikal 

  • 1. Hampir tidak ada masyarakat yang sifat sistem berlapis-lapisnya secara mutlak tertutup, dimana tidak ada kemungkinan sama sekali bagi terjadinya mobilitas vertikal. Misalnya dalam sistem kasta di India yang memiliki ciri mobilitas sosial tertutup, proses mobilitas pasti terjadi, misalnya karena suatu kesalahan yang sangat besar sehingga seseorang dari kasta Brahmana diturunkan kastanya menjadi kasta Sudra. 
  • 2. Betapa pun terbukanya sistem berlapis-lapis dalam suatu masyarakat, tidak mungkin mobilitas sosial vertikal dilakukan dengan sebebas-bebasnya karena sedikit banyak akan ada hambatan. 
  • 3. Tidak ada mobilitas sosial vertikal yang berlaku umum bagi semua masyarakat sebab setiap masyarakat memiliki ciri-cirinya yang khas bagi mobilitas sosial vertikalnya. 
  • 4. Laju mobilitas sosial vertikal yang disebabkan oleh faktor-faktor ekonomi, politik, serta pekerjaan adalah berbeda. 
  • 5. Berdasarkan sejarah, khususnya dalam sejarah mobilitas sosial vertikal yang disebabkan faktor-faktor ekonomi, politik, dan pekerjaan, tidak ada kecenderungan yang kontinu perihal bertambah dan berkurangnya laju mobilitas sosial. 

E. Saluran-saluran Mobilitas Sosial Vertikal 

  • 1. Angkatan Bersenjata 
  • 2. Lembaga Keagamaan 
  • 3. Lembaga Pendidikan 
  • 4. Organisasi Politik 
  • 5. Organisasi Ekonomi 
  • 6. Organisasi Keahlian 
  • 7. Saluran-Saluran Lainnya 

F. Dampak Mobilitas Sosial

  • 1. Konflik Antarkelas 
  • 2. Konflik Antarkelompok 
  • 3. Konflik Antargenerasi 
  • 4. Penyesuaian Kembali

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Mobilitas Sosial - Sosiologi - Kelas XII"

Post a Comment